Saturday, February 1, 2014

Persaingan diantara Kacamata Pintar

Google Glass

Setelah melakukan riset untuk menciptakan peranti cerdas yang bisa menjawab hampir semua pertanyaan, pada 4 April 2012 Google merilis foto dan video yang diberi judul “Project Glass: One Day….”
Dalam video tersebut, terkisah gambaran seorang pengguna peranti cerdas bikinan Google yang berupa kacamata. Mulai dari booting, kemudian kacamata yang kelak dinamakan Google Glass itu mulai memunculkan ikon-ikon dan data sesuai yang diminta pengguna, tepat di depan mata.
Si kacamata pintar itu mulai mengecek agenda sang pengguna, cuaca hari itu, memulai percakapan (chat), memotret kemudian membaginya via dunia maya. Bahkan, mendengar musik. Semua yang diperintahkan pengguna dilakukan dalam sekejap dilaksanakan. Mengesankan!

 

Cara kerja prisma di Google Glass. (wordlesstech.com)

Anggukan dan gelengan
Mungkin benar prediksi dari The Guardian pada 2001, bahwa teknologi “wearable computer” akan mengemuka pesat ada 2005. Pada 2015, teknologi ini akan menggeser desktop, laptop, dan ponsel pintar.
Unit kacamata dari Google ini terdiri dari mikrokomputer termasuk GPS dan memori, perangkat antarmuka berupa prisma, kamera, perangkat sentuh di bagian gagang kacamata sebelah kanan, baterai, mikrofon dan speaker. Perintah yang diberikan kepada kacamata berupa suara dan sentuhan tangan di bagian gagang kacamata.
Prisma yang terletak tepat di depan mata bagian kanan menggantikan peran layar seperti pada ponsel pintar, tablet, ataupun komputer. Prinsip kerjanya seperti mini proyektor, yang langsung muncul sebagai ”lapisan” tembus pandang.
Gerakan kepala seperti mengangguk dan menggeleng juga merupakan perintah spesifik, seperti fungsi “scrolling” pada komputer dan ponsel.
Pesatnya kemajuan dunia digital, didukung oleh melimpahnya data yang disajikan Google membuat teknologi kacamata pintar ini bisa melakukan banyak hal. 
Salah satu fitur andalan Google, yaitu Google Map, menjadi sangat interaktif dengan kacamata ini. Melihat rute perjalanan menjadi semakin interaktif dengan petunjuk perjalanan langsung terpampang di depan mata, tanpa mengganggu pandangan ke depan.
Dengan fitur Google Now, sebuah layanan yang menawarkan beberapa tempat menarik untuk Anda kunjungi di sekitar situ, si kacamata bahkan akan menawarkan tempat menarik yang mungkin akan Anda datangi untuk makan siang! Tak tahu tempatnya? Jangan khawatir, Tuan Kacamata akan memandu Anda melalui rute terdekat.
Kacamata ini juga bisa mengambil gambar maupun video dengan perintah suara. Sehingga pengguna bisa langsung merekam kejadian yang ada di hadapannya secara langsung. Lebih lagi, akses internet memungkinkan pengguna berbagi foto ataupun video tersebut secara realtime kepada orang lain.
Email atau pesan yang masuk langsung terpampang di depan mata, dan bisa langsung dibalas, dengan cara mengucapkan kata-kata, kacamata ini langsung menerjemahkannya dalam tulisan. Ingin tahu tentang sebuah bangunan terkenal? Tinggal tanya, dan kacamata serbabisa ini akan menjawabnya untuk Anda!

Segala bisa, terhubung ke mana saja.  (inspiredm.com)
Sumber : Intisari

Galaxy Glass

KOMPAS.com — Sebagai salah satu perusahaan besar yang membuat produk elektronik, Samsung tak akan melewatkan kesempatan berbisnis dalam industri wearable device (perangkat yang bisa dipakai di tubuh manusia). Setelah membuat jam tangan pintar Galaxy Gear, Samsung kini sedang menyiapkan kacamata pintar.

Dalam sebuah laporan di The Korea Times, salah seorang petinggi Samsung mengatakan bahwa perusahaan sedang mengembangkan kacamata pintar. Sementara ini, karyawan yang terlibat dalam pembuatan kacamata ini menyebutnya Galaxy Glass.

The Korea Times juga melaporkan, produk itu akan diperkenalkan ke publik pada ajang IFA di Berlin, Jerman, September 2014 mendatang.

Petinggi Samsung itu mengatakan, "Wearable device tidak dapat menghasilkan untung dengan cepat. Peluncuran produk ini nantinya menunjukkan komitmen perusahaan kami sebagai pemimpin di pasar baru."

Rencananya, produk Galaxy Glass bisa terhubung ke perangkat ponsel pintar Samsung, yang dapat digunakan untuk melakukan panggilan telepon, mendengarkan musik, hingga memotret dan merekam video.

Fungsi ini hampir sama dengan produk jam tangan pintar Galaxy Gear yang dapat terhubung dengan produk Galaxy Note 3. Sayangnya, Galaxy Gear kurang mendapat sambutan baik di pasar global.

Samsung memang sudah menyiapkan teknologi untuk kacamata pintar. Ini terlihat dari dokumen paten Samsung pada Oktober 2013. Di sana terlihat Samsung mendesain kacamata dengan gaya sporty.

Sebelum Samsung, Google lebih dulu memperkenalkan produk kacamata pintarnya pada 2012 lalu, yang diberi nama Google Glass. Perusahaan asal Mountain View, California, itu masih dalam tahap mengembangkan Google Glass. Karena itulah, produk ini belum dilepas ke pasar global.
Sumber: The Korea Times
Editor: Reza Wahyudi

Lumus

(Foto: Pcauthority)
CALIFORNIA - Bila Google Glass terlihat seperti kacamata tanpa lensa optik, maka Lumus menawarkan desain kacamata pintar menggunakan lensa. Perangkat wearable semacam ini semakin populer di seluruh dunia.

Dilansir Pcauthority, Senin (9/12/2013), Lumus rupanya produsen perangkat yang dikenal fokus pada bidang militer. Kini, produsen perangkat wearable tersebut mengembangkan produk yang diperuntukkan untuk konsumen.

Tampaknya, kacamata pintar dari Lumus ini masih berupa purwarupa, di mana masih merupakan 'dev kit' dengan nama DK-40. Perangkat baru tersebut lebih terlihat seperti produk konsumen ketimbang peralatan di medan perang.

Perangkat terlihat mirip dengan Google Glass. Di bagian lensa kanan, memiliki resolusi 640 x 480 piksel. Perangkat juga dilengkapi kamera 5MP, sensor gerak dan didukung sistem operasi Android.

Belum diketahui detail spesifikasi lainnya. Perangkat kabarnya memiliki ketahanan baterai satu sampai dua jam. DK-40 diharapkan muncul pada event CES 2014 dan muncul akhir kuartal pertama 2014. (ahl)

Sumber : OkeZone
  

MetaPro

MetaPro 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada pilihan baru bagi Anda yang berniat memiliki kacamata pintar selain Google Glass. Sebuah perusahaan start-up Silicon Vally mengembangkan kacamata mirip Google Glass yang diberi nama Meta. 

Namun ada beberapa perdedaan antara Meta dan Google Glass. Misalnya, Meta menggunakan gerakan mata untuk mengontrol gambar pada kacamata. Meta juga diklaim dirancang dengan model yang lebih trendy dan bergaya dari Google Glass. 

Dilansir dari Phone Arena, Kamis (2/1), Meta juga baru saja merilis model MetaPro yang disokong lensa Zeiss dan memiliki tampilan visual 15 kali lebih besar dari Google Glass.  
Bagi Anda yang tertarik, MetaPro saat ini tersedia untuk pre-order. Pemesanan bisa dilakukan melalui situs resmi Meta dan secara resmi baru akan dijual pada Juli mendatang. 

MetaPro sebelumnya dikembangkan bukan sebagai perangkat nirkabel layaknya Google Glass. Kacamata harus terhubung dengan perangkat pintar lain yang mirip komputer mini. 
Komputer ini kemudian yang menangani konektivitas MetaPro. Komputer mini ini dibekali dengan prosesor 1.5GHz Intel i5 dan RAM 4GB. Hingga akhirnya Meta mengembangkan MetaPro tanpa kabel seperti Google Glass.  

Saat ini perusahaan juga tengah mengembangkan berbagai aplikasi termasuk permainan live action untuk meramaikan MetaPro. 

"Saya harus membangun sesuatu yang indah seperti sepasang kacamata hitam. Ini puncak dari ratusan jam perencanaan untuk menghasilkan perangkat yang kecil dan ramping," kata Co-Founder Meta, Meron Gribetz. 

Dua kacamata Meta sebelumnya dijual dengan harga 667 dolar AS dan berhasil membawa pendapatan sebesar 650 ribu dolar AS. Namun MetaPro harus dibanderol lebih mahal dengan harga 2.985 dolar AS, dua kali lipat dari harga Google Glass.